SESOSOK KAMU

Aku mulai belajar tentang sesuatu yang kadang membuat diri ini bisa sangat terpuruk, namun tak sedikit juga sesuatu itu mendatangkan sebuah keutuhan raga, jiwa dan hati, saat di mana perasaan yang kurasakan bisa sangat sempurna, lagi saling menyempurnakan. Kamu, adalah sosok nyata dari sebuah perasaan, yang bisa kuraih, kugenggam, kupeluk, bahkan kucium. Saat segala keganjilan menjadi kegenapan dalam waktu yang begitu singkat. Tuhan telah menciptakan Estetika paling segala, juga lingkar pinggang paling pas untuk kueratkan.

Mungkin ini adalah setetes kenikmatan dari surga, yang mana keberadaannya begitu sangat entah. Dalam takdir, Tuhan adalah yang menciptakan sesosok aku; sesosok yang selalu ingin menemukan kamu. Meskipun mungkin kamu masih berada di genggaman-Nya.

Memang kenyataannya jika ada pertemuan pasti ada akhir, namun di awal sebelum saling bertemu, kita akan dihadapkan dengan proses mencari; aku yang mencarimu, kamu yang mencari aku atau kita yang sama-sama mencari untuk bertemu. Layaknya arena balap, ada awal yang biasa disebut 'start'  dan ada akhir  yang bernama 'finish'. Ada beberapa lintasan yang sama-sama memiliki akhir, ada macam-macam cara yang pada akhirnya membuahkan hasil.
Ketiadaanmu bukan berarti hilang, sebab hilang tak pernah memiliki jarak. Dan sejauh apapun jarak, pasti ada lintasan untuk menuju kesana.

Inilah pelajaran sesungguhnya, di mana kita sama-sama menghargai jarak, lalu sama-sama saling mendoakan. Sengaja kuselipkan namamu di doa-doaku yang mungkin tak terlalu panjang, lalu hanya Tuhan saja yang pantas mendengarkan. Itu semua semata-semata kulakukan untuk mengarungi lintasan, dan memulai perjalanan--mencari dirimu, mencari di mana letak kamu yang mendoakan aku.