TERCIPTAKAN

Kuanggap diriku ini bumi, yang telah rentan dihabiskan sisa usia, dalam setiap kenangan
Di dalamnya Tuhan menciptakan segala rupa; dari mulai gunung--agar diriku tak mudah guncang, lagi-lagi karena kau yang dikenang
Ribuan pohon-pohon yang menjulang adalah penghapus air mata yang biasa jatuh dari awan hitam; perasaanku  yang kelam
Lalu lautan yang sebegitu luas hanyalah sisa-sisa lembab di bola mata yang masih mengendap. Dan tinggal menunggu aba-aba dari hati
Kemudian tak ada yang lebih indah, hanya saja setelah tangisku: Yaitu setelah hujan, adalah ia pelangi yang menyerupai lekuk senyum
Sungguh Tuhan telah menyiapkan semua ini untukku, dan dirimu yang kuanggap kamu hanyalah sebuah waktu.