![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibsjYo3iAIc4RPYU3_-WiG41B41oLdPCdO9TcJTC-ZxwEkCTKpfgeoZ9bGjGavkfxjP8Bp8pDtB4JNJZZrdvgXkqdQa5Da38L2I0ch0y6pQJTN_h_uKL5ck5IWI_0ACH7ozaX8ek_JizU/s200/bola+dunia.jpg)
Di dalamnya Tuhan menciptakan segala rupa; dari mulai gunung--agar diriku tak mudah guncang, lagi-lagi karena kau yang dikenang
Ribuan pohon-pohon yang menjulang adalah penghapus air mata yang biasa jatuh dari awan hitam; perasaanku yang kelam
Lalu lautan yang sebegitu luas hanyalah sisa-sisa lembab di bola mata yang masih mengendap. Dan tinggal menunggu aba-aba dari hati
Kemudian tak ada yang lebih indah, hanya saja setelah tangisku: Yaitu setelah hujan, adalah ia pelangi yang menyerupai lekuk senyum
Sungguh Tuhan telah menyiapkan semua ini untukku, dan dirimu yang kuanggap kamu hanyalah sebuah waktu.